Kekuatan Perkataan

Tinggalkan komentar

Bacaan Hari ini :
Amsal 12:18 “Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, tetapi lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan.”

Amsal 12:18 memberikan kita nasihat yang sangat berharga.

Apakah Anda pernah mengenal seseorang yang pandai membuat pernyataan yang tajam? Mereka bisa berbicara seperti sedang menusukkan pedang ke hati lawan bicaranya.

Lebih dari dua puluh tahun yang lalu saya berada di rumah seorang teman.
Kami semua hanya berkumpul dalam obrolan santai, kemudian saya melontarkan komentar kepada salah satu anak laki-laki yang ada dalam keluarga tersebut.
Ini adalah komentar kecil yang pintar dan pada dasarnya hanya dimaksudkan untuk memberikan sindiran sifatnya candaan kepada dia.

Ketika beberapa anggota keluarga mendengarnya, mereka berkata, “Oh, komentar yang tepat sekali!”
Tapi begitu saya mengatakan itu, wajahnya tiba-tiba tertunduk, saya merasakan dalam hati bahwa saya sudah berbuat kesalahan.
Sementara saya mencari kesempatan untuk meminta maaf padanya malam itu, saya tidak sempat melakukannya karena orang itu telah pergi lebih awal.

Saya menyesali komentar itu sampai saat ini.
Saya memohon pengampunan Tuhan, bertobat, dan darah Yesus Kristus menyucikan saya dari dosa itu. Tapi apakah Anda tahu?
Kata-kata itu sudah keluar, dan saya tidak bisa menariknya kembali.

Tak lama setelah malam itu, orang tersebut mulai menginjakkan kakinya ke gaya hidup yang sangat destruktif, dia terlibat dalam dosa seksual.
Saya berpikir bahwa sangat mungkin kata-kata saya turut ambil bagian untuk mendorongnya menjauh dari Tuhan.
Kata-kata itu mungkin telah menjadi tusukan pedang yang mendorong dia untuk masuk ke dalam dosa.

Pengalaman ini saya bagikan kepada Anda, supaya Anda dapat menghindari kesalahan yang sama.
Kata-kata yang keluar dari mulut kita berkuasa untuk membangun atau menghancurkan kehidupan orang lain.

Bacaan Alkitab Setahun :
Keluaran 16-18; Matius 18:1-20

Kita diingatkan untuk berhati-hati dalam perkataan kita, karena setiap perkataan memiliki kuasa untuk membawa kehidupan atau kematian. (Diterjemahkan dari Answers for Each Day by Bayless Conley)

Yang Asli

Tinggalkan komentar

Bacaan Hari ini :
1 Samuel 15:24 “Berkatalah Saul kepada Samuel: ‘Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka.”

1 Samuel 15 ayat 19 dan 24 memberikan kita wawasan nyata mengenai kecemasan yang terjadi dalam diri banyak orang. Salah satu hal yang mungkin masih mengendalikan hidup Anda hari ini.

Dalam ayat 19 Samuel berbicara kepada Saul, “Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?”

Saul memberikan jawaban dalam ayat 24, “Berkatalah Saul kepada Samuel: ‘Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka.”

Ini adalah yang dirasakan oleh Saul “Saya takut akan omongan orang-orang sehingga saya mendengarkan suara mereka.”
Saul mengaku bahwa dia khawatir tentang apa yang dipikirkan orang lain tentang dirinya dan apa yang orang lain katakan tentang dia.
Akibatnya, dia membuat keputusan mengerikan yang bertentangan dengan apa yang Tuhan inginkan.

Terlalu banyak orang, bahkan orang Kristen yang baik, yang jatuh karena khawatir atas apa yang orang lain pikirkan dan katakan tentang mereka.
Biarkan saya memberitahu Anda, tempat terburuk untuk memiliki kedamaian adalah di dalam kepala orang lain.
Seperti Amsal 29:25 mengatakan, “Takut kepada orang mendatangkan jerat, tetapi siapa percaya kepada TUHAN, dilindungi.”

Saul adalah contoh yang sempurna.
Dia tidak pernah memenuhi panggilannya, dia tidak pernah memenuhi tujuan hidupnya, karena dia terlalu khawatir tentang apa yang orang pikirkan tentang dia walaupun Tuhan sudah memilih dia untuk menjadi raja.

Seseorang dengan bijak mengatakan hal ini:
“Bukan apa yang saya pikirkan tentang diri saya yang membentuk dan mendorong saya, dan bukan apa yang Anda pikirkan tentang saya yang membentuk dan mendorong saya. Melainkan apa yang saya pikir adalah yang Anda pikirkan tentang diri saya, itulah yang membentuk dan mendorong saya.”

Apakah itu menjadi pergumulan Anda hari ini?
Jika demikian, izinkan saya memberi Anda beberapa saran: Jadilah diri sendiri.
Anda diciptakan oleh Tuhan sebagai yang asli, dan alangkah malunya jika Anda mengakhiri hidup Anda sebagai tiruan orang lain.

Bacaan Alkitab Setahun :
Keluaran 14-15; Matius 17

Ketakutan akan apa yang dipikirkan dan dikatakan oleh orang lain dapat menghalangi kita untuk mencapai keinginan kita. (Diterjemahkan dari Answers for Each Day by Bayless Conley)

Memulihkan Hubungan: Bicaralah dengan Tuhan

Tinggalkan komentar

Bacaan Hari ini :
Yakobus 4:1-2 “Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran diantara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh;kamu iri hati, tetapi kamu tidak
mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.”

Langkah pertama menuju suatu pemulihan hubungan adalah dengan berbicara kepada Allah terlebih dahulu sebelum berbicara kepada sesama.

Diskusikan masalah tersebut dengan Allah.
Bicaralah dalam doa mengenai masalah yang sedang Anda hadapi, saat Anda berbicara langsung pada Allah sebagai pihak pertama yang Anda percaya untuk berbagi, maka Anda akan merasakan perubahan dalam hati Anda dan selanjutnya Allah akan mengubah hati orang lain tanpa campur tangan Anda.

Semua hubungan Anda akan kembali pulih hanya jika Anda berdoa lebih banyak untuk mereka.
Seperti Daud melalui Mazmur yang dia tulis, Daud menggunakan doa untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Ceritakanlah semua masalah Anda kepada Tuhan dan berserulah kepada-Nya.
Dia tidak akan pernah terkejut atau terganggu oleh kemarahan, sakit hati, rasa tidak aman, atau emosi lainnya. Jadi, ungkapkan pada-Nya apa yang sesungguhnya Anda rasakan.

Kebanyakan konflik berakar pada kebutuhan yang tak terpenuhi. Beberapa kebutuhan ini hanya bisa dipenuhi oleh Allah.
Bila Anda mengharapkan seseorang – teman, pasangan, pendeta, atau anggota keluarga – untuk memenuhi kebutuhan yang hanya dapat dipenuhi oleh Allah, maka Anda harus bersiap-siap untuk merasakan kekecewaan dan kepahitan. Tidak ada yang bisa memenuhi semua yang Anda butuhkan kecuali Allah.

Rasul Yakobus menulis bahwa banyak masalah terjadi disebabkan oleh hawa nafsu yang saling berlawanan di dalam tubuh kita.

Daripada mencari Allah, kita memilih mencari orang lain untuk membuat kita bahagia dan kemudian pada akhirnya mendapatkan kemarahan dan kepahitan ketika kegagalan itu terjadi. Tuhan berkata, “Mengapa kau tidak datang pada-Ku terlebih dulu?”

Bacaan Alkitab Setahun :
Keluaran 12-13; Matius 16

Pemulihan pasti terjadi ketika Anda mau datang kepada Allah terlebih dahulu dengan jujur dan tulus hati. (Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Saat Anda Merasa Putus Asa

Tinggalkan komentar

Bacaan Hari ini :
Mazmur 116:10 “Aku percaya, sekalipun aku berkata, ‘Aku ini sangat tertindas.'”

Tahukah Anda bahwa mengakui keputusasaan Anda kepada Tuhan dapat menjadi pernyataan iman?
Mempercayai Tuhan, namun merasa putus asa pada saat yang sama, Daud menulis, “Aku percaya, sekalipun aku berkata, ‘Aku ini sangat tertindas.'” (Mazmur 116:10)

Ini terdengar seperti sebuah kontradiksi: aku percaya Tuhan, tapi aku merasa hancur! Keterusterangan Daud sebenarnya mengungkapkan iman yang mendalam: Pertama, dia percaya pada Tuhan.
Kedua, dia percaya Tuhan akan mendengarkan doanya.
Ketiga, dia percaya Tuhan akan membiarkannya mengatakan apa yang dia rasakan dan tetap mencintainya.

Fokus pada siapa Tuhan itu — pada karakter-Nya yang tidak berubah.
Terlepas dari keadaan dan bagaimana perasaan Anda, bertahan pada karakter Allah yang tidak berubah.

Ingatkan diri Anda, bahwa apa yang Anda ketahui tentang Tuhan adalah selamanya benar : Dia baik,
Dia mengasihi Anda,
Dia bersama Anda,
Dia tahu apa yang sedang Anda alami,
Dia peduli, dan
Dia mempunyai rencana yang baik untuk hidup Anda.

Raymond Edman berkata, “Jangan pernah meragukan dalam kegelapan apa yang Tuhan katakan dalam terang.”

Ketika kehidupan Ayub berantakan, dan Tuhan seakan diam, Ayub masih menemukan alasan untuk memuji Tuhan:

– Dia baik dan penuh kasih (Ayub 10:12).
– Dia adalah mahakuasa (Ayub 42:2, 37:5, 23).
– Dia memperhatikan setiap detail kehidupan saya (Ayub 23:10, 31:4). – Dia memegang kendali (Ayub 34:13).
– Dia memiliki rencana untuk hidup saya (Ayub 23:14).
– Dia akan menyelamatkan saya (Ayub 19:25).

Percayalah Tuhan pasti menepati janji-Nya.
Selama masa kekeringan rohani, Anda harus dengan sabar bergantung pada janji-janji Allah, bukan mengikuti emosi Anda, dan menyadari bahwa Dia sedang membawa Anda ke tingkat kedewasaan yang lebih dalam. Sebuah persahabatan yang didasarkan pada emosi menjadi dangkal.

Jadi jangan terganggu oleh kesulitan.
Keadaan tidak dapat mengubah karakter Tuhan.
Kasih karunia Allah masih berlaku penuh; Dia masih ada di pihak Anda, bahkan ketika Anda tidak merasakannya. Dalam keadaan tidak adanya konfirmasi, Ayub berpegang pada Firman Tuhan.
Dia berkata, “Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya.” (Ayub 23:12).

Kepercayaannya pada Firman Tuhan yang menyebabkan Ayub dapat tetap setia meskipun keadaan sepertinya tidak masuk akal. Imannya kuat di tengah-tengah rasa sakit.

Bacaan Alkitab Setahun :
Keluaran 9-11; Matius 15:21-39

Saat Anda merasa putus asa, tetap bertahan pada Karakter Tuhan dan pegang tegung janji-janji-Nya. (Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Mencapai Tujuan Ilahi dengan Kekuatan Allah

Tinggalkan komentar

Bacaan Hari ini :
Amsal 16:9 “Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.”

Tujuan Ilahi hanya bisa dicapai melalui kekuatan Allah.
Hal inilah yang membuatnya berbeda dari semua tujuan lain yang ada di dunia ini.

Suatu hari, saya menemukan hampir 90.000 panduan yang berisi segudang nasihat untuk membantu hidup Anda menjadi lebih baik. Ada banyak sekali nasihat!

Kenyataannya, memang banyak diantaranya merupakan nasihat yang baik. Sebagai contoh, jangan terpaku pada penyesalan Anda. Itu nasihat yang baik.
Atau, ampunilah orang-orang yang telah menyakiti Anda karena kemarahan yang Anda simpan hanyalah akan merugikan diri sendiri. Itu juga adalah nasihat yang baik.

Tapi masalahnya adalah, tidak satu pun dari panduan tersebut dapat melakukan apa yang Alkitab lakukan.
Tak satu pun dari panduan tersebut dapat memberikan Anda kekuatan untuk melakukan apa yang mereka katakan.

Sebagai contoh, nasihat yang mengatakan agar Anda tidak terpaku pada luka Anda, tetapi biarkanlah luka itu pergi. Apakah Anda pernah mencoba melakukan hal itu?
Hal ini tidak mudah.
Dibutuhkan kekuatan Allah untuk membiarkan luka itu benar – benar pergi.

Jadi ini semua panduan tersebut mengatakan hal yang benar, tetapi mereka tidak memberikan kekuatan apapun pada Anda untuk dapat melakukannya. Hanya Allah yang bisa melakukan itu.
Hanya Allah yang dapat memberikan Anda kemampuan untuk benar-benar berubah.

Saat ini, coba Anda renungkan kembali.
Berapa kali Anda dan saya menetapkan beberapa tujuan baru pada awal Tahun, tapi kemudian kita gagal untuk melakukannya? Kita cenderung gagal karena dua hal:
Pertama, kita tidak bergantung pada kuasa Allah, dan
Kedua, kita tidak memiliki orang lain yang akan menagih hasil akhirnya pada kita.

Alkitab mengatakan, “Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman Tuhan semesta alam.” (Zakharia 4:6)
Untuk membuat perubahan yang signifikan dalam hidup Anda, Anda harus bergantung pada kekuatan Tuhan dan memiliki orang lain sebagai patner Anda yang dapat mengoreksi Anda pada akhirnya.

Dalam Amsal, tertulis “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.” (Amsal 3:5-6)

Apa yang Alkitab katakan di sini?
Pertama, percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, maka Tuhan menjadi patner rohani Anda untuk membimbing Anda menuju tujuan Anda.

Apakah Anda sudah mulai menetapkan tujuan?

Bacaan Alkitab Setahun :
Keluaran 7-8; Matius 15:1-20

Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, karena hanya dengan keperkasaan dan kekuatan Tuhan Anda akan dapat mencapai tujuan Anda. (Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Tujuan Ilahi Membutuhkan Iman

Tinggalkan komentar

Bacaan Hari ini :
Ibrani 11:6 “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.”

Tujuan ilahi ditetapkan melalui iman.
Alkitab mengatakan, “Tanpa iman, adalah mustahil untuk menyenangkan Tuhan.”
Dalam rangka untuk menyenangkan Tuhan, kita harus menetapkan tujuan yang membutuhkan iman.

Apa artinya ini?
Ini berarti kita harus menetapkan tujuan yang lebih besar dari yang dapat kita capai sendiri.

Sebagai contoh, saya ingin Anda untuk menetapkan tujuan dalam hal kesehatan untuk tahun ini.
Seperti yang sudah saya katakan, jika Anda tidak memiliki tujuan dalam kesehatan, maka tujuan Anda adalah untuk tetap sama atau bertambah buruk.
Untuk bergerak maju — untuk menjadi lebih sehat — Anda harus menetapkan tujuan dalam kesehatan Anda.

Katakanlah Anda perlu menurunkan berat badan.
Jika Anda mengatakan, “Tujuan saya adalah untuk turun 1 kg” — yah … Anda tahu Anda bisa lebih baik dari itu.
Tetapkan tujuan berdasarkan apa yang Tuhan beritahukan untuk Anda lakukan dan saya tidak meragukan bahwa tujuan itu yang akan mengharuskan Anda untuk tetap tergantung pada Yesus.

Anda belum benar-benar percaya Tuhan sampai Anda mencoba untuk melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan kecuali kuasa-Nya bekerja dalam hidup Anda.

Bacaan Alkitab Setahun :
Keluaran 4-6; Matius 14:22-36

Tujuan yang diberkati Tuhan adalah tujuan yang membuat Anda semakin bergantung pada kuasa Tuhan untuk mencapainya. (Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Tujuan Ilahi Memiliki Prespektive Kekekalan

Tinggalkan komentar

Bacaan Hari ini :
1 Korintus 9:26 “Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.”

Tujuan Tuhan bagi hidup Anda tidak hanya untuk di saat ini dan di tempat ini, tujuan-tujuan itu untuk selama-lamanya.
Jika Anda berpikir hidup ini adalah hanya semua yang ada sekarang, maka Anda akan menetapkan tujuan seolah-olah hidup ini adalah hanya semua yang ada saat ini saja.

Di sisi lain, jika Anda menyadari satu hari Anda akan berdiri di hadapan Tuhan dan Dia akan mengatakan, “Apa yang kamu lakukan sementara Aku menempatkan kamu di bumi? Apakah kamu mempelajari hal-hal yang Aku tempatkan untuk kamu pelajari? Apakah kamu percaya pada Putra-Ku Yesus?” Maka itu akan membentuk bagaimana Anda melihat tujuan-tujuan Anda.

Apakah tujuan saya membantu saya mengenal Tuhan, bertumbuh dalam Tuhan, melayani Tuhan, bersaksi mengenai Tuhan, mengasihi Tuhan, memberitahu orang lain tentang Tuhan?

Apa yang saya tanyakan pada Anda adalah, misalnya, bagaimana Anda berdoa?
Ketika Anda berdoa, apakah Anda berdoa meminta Tuhan untuk membantu Anda dengan tujuan Anda sendiri atau Anda berdoa untuk dapat mengerti dan mengikuti tujuan Tuhan?
Jika Anda mengatakan, “Tuhan, saya hanya mau melakukan apa yang Engkau inginkan untuk saya lakukan di bumi,” saya menjamin bahwa Tuhan pasti akan memberkati segala sesuatu yang Anda sentuh karena Tuhan sedang mencari orang yang dapat Dia pakai untuk memenuhi tujuan-Nya.

Roma 6:13 mengatakan, “Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.”

Tujuan Ilahi memiliki perspektif kepada kekekalan.
Paulus memberikan contoh ini ketika dia mengatakan, “Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.” (1 Korintus 9:26) Paulus adalah seorang pelari yang digerakkan oleh tujuan!
Dia menolak untuk diganggu dengan hal-hal di luar tujuannya.

Alkitab sering membandingkan kehidupan dengan perlombaan, jadi saya ingin Anda berpikir tentang hal ini — dalam perlombaan, Anda tidak bisa mengatur garis akhir. Garis akhir sudah ditentukan sebelumnya.
Dan Anda membuat kemajuan satu langkah pada satu waktu, langkah demi langkah.

Yang sama berlaku dengan tujuan.
Anda bekerja untuk mencapai tujuan secara bertahap langkah demi langkah dan Anda bekerja dengan tujuan dalam setiap langkah.

Bacaan Alkitab Setahun :
Keluaran 1-3; Matius 14:1-21

Tujuan yang diberkati oleh Tuhan adalah tujuan yang memiliki perspektif sampai kepada kekekalan, tidak hanya sebatas kehidupan selama di dunia saja. (Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Tujuan Ilahi Termotivasi Oleh Kasih

Tinggalkan komentar

Bacaan Hari ini :
1 Korintus 14:1a (terjemahan NLT) “Biarkan kasih menjadi tujuanmu yang paling tinggi.”

Tuhan lebih tertarik pada mengapa Anda melakukan apa yang Anda lakukan daripada apa yang Anda lakukan. Tujuan Ilahi — jenis tujuan yang akan diberkati Tuhan — harus termotivasi oleh kasih.

Orang dapat dimotivasi oleh banyak hal ketika mereka menetapkan tujuan — tekanan dari lingkungan, rasa bersalah, keserakahan, materialisme, balas dendam, kebanggaan, iri hati, atau cemburu. Tapi Tuhan hanya akan memberkati tujuan yang termotivasi oleh kasih.

Alkitab mengatakan semua yang Anda lakukan harus dilakukan dengan kasih.
Jadi setiap tujuan yang Anda tetapkan harus untuk kemuliaan Tuhan, dan setiap tujuan yang Anda tetapkan harus termotivasi oleh kasih.
Alkitab mengatakan, “Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih!” (1 Korintus 16:14)

Kasih yang memotivasi kita adalah kasih kita untuk Yesus atau kasih kita untuk orang lain.
Itu yang disebut sebagai Hukum yang terutama: Mengasihi Tuhan dengan segenap hatimu dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.
Ketika tujuan menggerakkan Anda untuk lebih mengasihi Tuhan atau lebih mengasihi orang lain, maka Tuhan akan mendukung tujuan itu.

Alkitab mengatakan, “Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.” (1 Yohanes 4:12)

Jika tidak demikian, jika Anda menetapkan tujuan tanpa kasih, maka orang-orang menjadi alat dalam hidup Anda dan Anda berhenti melihat mereka sebagai manusia, melainkan Anda melihat mereka sebagai proyek dan ini membuat Anda tidak bisa belajar bagaimana mengasihi.
Tuhan ingin kita menghabiskan waktu kita di bumi ini untuk belajar bagaimana mengasihi Dia dan mengasihi orang lain.

Bacaan Alkitab Setahun :
Kejadian 49-50; Matius 13:31-58

Tujuan yang pasti diberkati oleh Tuhan adalah tujuan yang termotivasi oleh kasih kepada Dia dan kepada orang lain. (Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Tuhan Mengembangkan Iman Anda

Tinggalkan komentar

Bacaan Hari ini :
Matius 9:29b “Jadilah kepadamu menurut imanmu.”

Setiap kali Anda menetapkan tujuan, Anda sedang mengatakan, “Saya percaya Tuhan ingin saya melakukan hal ini dengan ini dan pada tanggal ini.” — dan itu adalah suatu pernyataan iman.

Sekarang, jika Anda menyatakan tujuan yang besar, Tuhan akan bekerja dalam cara yang besar.
Jika Anda menyatakan tujuan yang sedang, Tuhan akan bekerja dalam cara yang sedang.
Jika Anda menyatakan tujuan yang kecil, Tuhan akan bekerja dalam cara yang kecil.

Jadi Anda dapat melihat bagaimana tujuan mengembangkan iman Anda.
Tujuan yang Anda tetapkan menegaskan bahwa Anda percaya Tuhan, tetapi juga merupakan pernyataan dari seberapa besar Anda percaya pada Tuhan. Alkitab mengatakan, “Jadilah kepadamu menurut imanmu.” (Matius 9:29)

Ini berarti bahwa tidak memiliki tujuan sebenarnya adalah sebuah sebuah tujuan juga.
Dengan kata lain, jika Anda tidak menetapkan tujuan tertentu, sebenarnya Anda sudah menetapkan tujuan dan tujuan itu adalah untuk tetap menjadi sama.

Lihat bagaimana ini bekerja:

Ketika saya bertanya, apa tujuan Anda untuk kesehatan Anda pada 2012?
Jika Anda mengatakan, “Saya tidak memiliki tujuan apapun,” maka tujuan Anda adalah untuk menjadi tetap sama.

Ketika saya menanyakan apa tujuan Anda dalam hubungan Anda?
Jika Anda mengatakan, “Saya tidak memiliki tujuan apapun,” maka tujuan Anda adalah supaya hubungan Anda tidak menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Ketika saya bertanya apa tujuan Anda untuk keuangan Anda dan untuk keluar dari hutang?
Jika Anda mengatakan, “Saya tidak memiliki tujuan apapun,” maka tujuan Anda adalah untuk tetap tinggal dalam hutang.

Ketika saya menanyakan apa tujuan Anda untuk karir dan bisnis Anda?
Jika Anda mengatakan, “Saya tidak memiliki tujuan apapun,” maka tujuan Anda adalah hanya untuk mengalir dan bertahan saja.

Itulah sebabnya Alkitab mengajarkan kita untuk memiliki tujuan. Menetapkan goal atau tujuan adalah disiplin rohani.
Memiliki goal menantang dan mengembangkan iman kita.
Menetapkan tujuan juga mengembangkan karakter kita dan membangun harapan kita.

Bacaan Alkitab Setahun :
Kejadian 43-45; Matius 12:24-50

Kita harus menetapkan goal dan tujuan dalam setiap area kehidupan kita karena itu akan mengembangkan iman kita. (Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Tuhan Menentukan Tujuan Anda

Tinggalkan komentar

Bacaan Hari ini :
Efesus 1:10 (BIS) “Rencana itu ialah supaya segala sesuatu, baik yang di surga maupun yang di bumi, menjadi satu dengan Kristus sebagai kepala. Dan hal itu akan diselesaikan oleh Allah kalau sudah sampai waktunya.”

Bagaimana supaya tahun ini dapat benar-benar menjadi berbeda dari tahun lalu?
Bagaimana supaya dekade ini bisa benar-benar berbeda dari sepuluh tahun terakhir?

Sebelum Anda akan pernah dapat mencapai sesuatu yang berarti dalam hidup, Anda harus melihat apa yang Tuhan lihat sehingga Anda dapat melihat apa yang dapat Tuhan lakukan dalam kehidupan Anda.
Setelah Anda dapat melihat apa yang bisa Tuhan lakukan, maka Anda harus percaya Dia benar-benar akan melakukannya.
Anda harus percaya bahwa Dia dapat membantu Anda membuat perubahan yang Anda butuhkan untuk terjadi.
Jika Anda tidak percaya bahwa perubahan itu mungkin, Anda bahkan tidak akan membuat upaya untuk mengubah.
Tapi begitu Anda percaya bahwa Anda benar-benar dapat berubah, maka Anda akan dapat menetapkan tujuan iman.

Menetapkan tujuan adalah bagian dari disiplin rohani.
Ini bukan hanya ide yang baik, Alkitab mengatakan Anda perlu menetapkan tujuan untuk bertumbuh dalam iman Anda.
Menetapkan tujuan akan memperbesar kapasitas Anda dan membantu Anda untuk menjadi semua yang Tuhan inginkan bagi hidup Anda.

Menetapkan tujuan adalah suatu disiplin rohani karena Tuhan sendiri menetapkan tujuan. Apakah Anda tahu ini?
Allah menetapkan tujuan, dan ketika Anda dewasa di dalam karakter Kristus, Anda akan perlu untuk menetapkan tujuan. Tuhan memiliki tujuan untuk sejarah yang belum terjadi.
Tuhan memiliki tujuan bagi keluarga-Nya — gereja — yang belum tergenapi. Tuhan memiliki tujuan bagi hidup Anda yang belum tergenapi.

Alkitab mengatakan Tuhan berencana, dan sehingga kita tahu perencanaan adalah rohani.
Tuhan merencanakan alam semesta dan semakin kita mempelajarinya secara ilmiah, semakin kita menyadari betapa terencananya ciptaan Tuhan.

Alkitab mengatakan Tuhan berencana untuk membawa semua sejarah untuk satu tujuan di dalam Kristus, semua hidup sedang dibawa bergerak maju untuk satu tujuan.
Suatu hari Yesus Kristus akan datang kembali dan setiap lutut akan bertekuk dan setiap lidah akan mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan.
Suatu hari Tuhan akan menutup buku di bumi dan memulai langit dan bumi baru, dan “Rencana itu ialah supaya segala sesuatu, baik yang di surga maupun yang di bumi, menjadi satu dengan Kristus sebagai kepala. Dan hal itu akan diselesaikan oleh Allah kalau sudah sampai waktunya.” (Efesus 1:10, BIS)

Tuhan adalah Tuhan yang menetapkan tujuan, dan Dia mengharapkan Anda untuk menetapkan tujuan juga.
Seperti Rasul Paulus, Dia ingin kita untuk mengatakan, “Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.” (1 Korintus 9:26)

Bacaan Alkitab Setahun :
Kejadian 41-42; Matius 12:1-23

Kita harus menetapkan tujuan yang jelas dan membuat rencana, karena itulah juga yang Tuhan ajarkan untuk kita lakukan. (Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)

Older Entries